Yudith Herlina, Senior yang Menjadi Teladan Timnas Wanita

Yudith Herlina Sada menjadi pemain paling senior pada seleksi dan pemusatan latihan Timnas Wanita Indonesia yang digelar di Sidoarjo, Jawa Timur. Bukan hanya dari segi pengalaman dalam membela Tim Nasional wanita selama ini, namun dari segi usia yang bisa dibilang senior sebagai seorang pemain sepakbola wanita profesional.

Jika di skuat Garuda Pertiwi terdapat Helsya Maeisyaroh yang tercatat sebagai pemain termuda dengan kelahiran tahun 2005, Yudith hadir sebagai pemain paling senior yakni dengan kelahiran tahun 1983 atau berusia 38 tahun di tahun 2019 ini. Selama membela timnas dari tahun ke tahun, Yudith melihat perubahan signifikan dari seleksi dan pemusatan latihan yang tengah berlangsung.

“Selama bergabung dengan Tim Nasional Wanita sejak tahun 2005 hingga sekarang, saya melihat ada perubahan pada seleksi ini. Biasanya hanya pemain-pemain tertentu saja yang punya skill bermain yang bagus. Tetapi sekarang para pemain hampir merata di semua lini baik dari bek, penyerang, gelandang dan penjaga gawang” ungkap Yudith

Pemain asal Papua ini juga menambahkan keberadaan diriya sebagai pemain paling senior di skuat Garuda Pertiwi tidak membuatnya minder dan gengsi. Justru dirinya senang dengan keberadaan pemain-pemain muda yang ikut bersaing dalam seleksi yang begitu kompetitif ini. “Saya secara pribadi tidak merasa gengsi atau minder ditengah anak-anak yang lain, selama saya masih bisa membuktikan dan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini, maka saya akan berjuga sepenuhnya. Saya justru menghargai pemain-pemain muda yang ada sekarang karena merekalah yang akan menjadi penerus bagi kebangkitan sepak bola wanita dan merekalah pejuang sejati” lanjutnya.

Sebagai pemain yang berposisi sebagai gelandang menyerang, Yudith merasa persaingan untuk mendapat tempat di skuat Timnas tahun ini jauh lebih kompetitif. Dimana banyak pemain muda bermunculan dan bermain maksimal di seleksi ini. “Talenta yang ada banyak, tinggal bagaimana pelatih memilih pemain mana yang cocok. Tapi saya secara pribadi tidak mempermasalahkan saya akan masuk atau tidak di skuat Timnas. Ada tidaknya saya di tim ni, saya akan tetap mendukung dan memberikan semangat karena mereka-mereka ini yang membangkitkan sepakbola wanita” tutupnya

Yudith memang bukan sosok baru di dunia sepakbola wanita Indonesia. Namun keberadaannya pada seleksi inilah yang menjadi istimewa, mengingat dirinya menjadi pemain paling senior saat ini, meski sebelumnya dirinya pernah membela Garuda Pertiwi di kancah internasional. Seperti SEA Games 2008 di Filipina, Kejuaraan AFF Wanita di Vietnam, Laos dan Indonesia pada tahun 2008, 2011,2018, serta terakhir pada gelaran Asian Games 2018.

Di mata rekan sesama pemain sepakbola asal Papua, Norffince Boma, Yudith juga dikenal sebagai sosok yang disiplin dan bisa memberikan contoh. “Kak Yudith handal di dalam dan luar lapangan, di dalam lapangan, eksekusi bola matinya paling handal. Di luar lapangan, sangat dewasa dan mengalah kepada yang lebih muda. Tetapi yang paling penting dia sangat disiplin terkait waktu” ujar pemain yang dipanggil Fince yang tengah mengikuti seleksi juga namun untuk posisi penjaga gawang, terkait sosok positif Yudith dimatanya.

Penilaiian positif juga diberikan pelatih kepala Rully Nere terkait penampilan Yudith selama seleksi dan uji coba. Meski usia senior dan matang, namun Rully menilai Yudith masih layak bermain untuk Tim Nasional. ”Kalau liat dari pertandingan dan uji coba, saya nilai Yudith menonjol sekali. Dia bahkan cetak gol di uji coba pertama. Di dalam tim harus ada tim senior yang bisa mengayomi pemain, dan Yudith merupakan sosok yang tepat. Dia memperlihatkan cara bermain yang patut dicontoh pemain junior” ungkap Rully