Timnas Indonesia Tiba di Jakarta

Tim nasional Indonesia telah tiba di Jakarta, Rabu (22/11). Skuad Garuda menggunakan Singapore Airlines dan bertolak dari Manila pukul tujuh pagi waktu setempat, kemudian singgah transit di Singapura pukul 11.00 waktu setempat. Tiba di Jakarta pukul 14.00 WIB.

Adapun beberapa pemain yang langsung berangkat dari Manila ke klubnya masing-masing adalah Asnawi Mangkualam, Elkan Baggott, Shayne Pattynama, Pratama Arhan, Saddil Ramdani dan Sandy Walsh.

Rafael Struick ikut dengan tim dari hotel namun pisah pesawat di Bandara Internasional Ninoy Aquino, Manila. Untuk Jordi Amat, pisah dengan tim di Bandara Udara Changi, Singapura. Pelatih, pemain dan ofisial tim pun secara bergantian, resmi berpisah di Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta.

Seperti diketahui, tim merah putih usai menjalani dua laga tandang. Melawan Irak dengan hasil 1-5 untuk keunggulan tuan rumah dan imbang 1-1 saat jumpa Filipina dalam lanjutan putaran kedua babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Hasil itu menempatkan tim ini di dasar klasemen sementara dengan nilai satu. Lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia akan kembali dilanjutkan pada Maret tahun depan. Indonesia akan menjamu Vietnam pada 21 Maret, dan selang lima hari kemudian bertandang ke markas The Golden Star.

Saat menahan Filipina, sejumlah suporter Indonesia turut hadir di Stadion Rizal Memorial. Bahkan suara fans Indonesia tidak kalah kencang dibandingkan pendukung tuan rumah. Saddil mengharapkan dukungan kepada timnas senior tidak mengendur, terutama saat bermain di kandang.

“Kami sangat respek, karena sudah menyemangati kami main di Filipina. Saya harap mereka tetap cinta timnas Indonesia, tetap mendukung. Walau baik dan buruk, tetap selalu didukung,” ujar Saddil.

“Hilangkanlah kritik-kritik yang membuat tim ini menjadi suasananya tidak baik. Semoga pesan dari suporter bisa membangun pemain untuk menjadi lebih baik.”

“Saya harap tim menjadi lebih semangat, karena main kandang. Kami berharap bisa mendapatkan poin yang lebih baik dibandingkan tandang. Kami bisa semangat bermain di kandang, karena kami memiliki suporter yang luar biasa dalam membangun semangat kami, memotivasi kami.”

Pemain yang lahir di Raha, 24 tahun silam itu datang sebagai penyelamat tim setelah golnya di menit ke-70 mampu menyamakan kedudukan. Saddil menyebutkan gol itu dihasilkan melalui kerja sama tim.

“Mungkin karena bola yang sangat baik diberikan Ricky Kambuaya. Saya merasa bola itu tidak terlalu kencang, dan tidak terlalu pelan. Jadi saya memutuskan untuk menembak,” ucap bintang klub Malaysia Sabah FC ini.

“Jadi saya berterima kasih, karena ini semua tentang tim, bukan tentang individu. Saya berterima kasih karena bisa berjuang di titik ini, meski banyak kendala. Sekali lagi semua bersyukur atas hasil yang kami dapat,” tutupnya.