Asprov Sulbar Gelar Workshop Jelang Kompetisi 2018

Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulawesi Barat (Sulbar) telah melaksanakan workshop kompetisi 2018 pada akhir pekan lalu di Pasangkayu. Pada workshop ini membahas teknis persiapan jelang menggulirkan kompetisi amatir yakni Liga 3, Piala Soeratin U-17, U-15 dan U-15.

Workshop diikuti oleh klub dan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI seluruh provinsi Sulbar. Nantinya untuk peserta Liga 3 Sulbar akan diikuti 12 klub. Sedangkan untuk Piala Soeratin U-17 diikuti 9 klub, serta Liga U-15 dan U-13 akan diikuti enam Askab Sulbar.

Liga 3, Piala Soeratin U-17, U-15 dan U-13 tahun ini dibagi tiga fase, yakni provinsi, regional dan nasional. Liga 3 Sulbar rencananya akan kick off pada 14 April mendatang. 

Ketua Umum Asprov Sulbar, Agus Ambo Djiwa berharap peran aktif klub untuk mengikuti dan mensukseskan program yang telah dicanangkan oleh PSSI dan ditindak lanjuti oleh Asprov Sulbar. Ia menyebut kebersamaan merupakan kunci untuk meraih kesuksesan, untuk itu ia ingin bahwa Sulbar juga bisa berprestasi dibidang olahraga sepak bola.

"Kami ingin kepada seluruh tim untuk selalu bersemangat untuk mengurus sepak bola. Kepada seluruh pengurus Asprov PSSI Sulbar mari kita menyatukan tekad untuk bekerja lebih keras dalam rangka meraih hasil yang maksimal," kata Agus.

Untuk regulasi pelaksanaan kompetisi Liga 3, Asprov Sulbar mengikuti aturan yang telah diberikan oleh PSSI yakni setiap klub mendapat kuota sebanyak 30 pemain, 7 ofisial dari semua jenjang kompetisi.

Untuk pemain Liga 3 adalah kelahiran 1 Januari 1996 dan sesudahnya sebanyak 27 orang pemain 3 orang pemani senior. Pada Piala Soeratin U-17 kelahiran 01 Januari 2001 dan sesudahnya, U-15 kelahiran 1 Januari 2003 sebanyak 50 persen dan 1 Januari 2004 50 persen dari 30 kuota pemain. Untuk U-13 kelahiran 1 Januari 2005.

Dalam pemaparan materi workshop, Sekretaris Umum Asprov Sulbar, Jufri menjelaskan format kompetisi yang akan digunakan dalam pelaksanaan kompetisi Liga 3 Sulbar yakni kandang dan tandang dengan dibagi tiga wilayah. Lalu setiap wilayah akan lolos masing-masing dua klub, dan untuk menggenapkan peserta di delapan besar maka akan diambil dari dua runner up terbaik. Sedangkan untuk Piala Soeratin menggunakan format kompetisi penuh dengan home turnamen.

"Karena kompetisi ini merupakan kelompok umur, baik Liga 3 maupun Piala Soeratin, diharapkan kepada seluruh klub peserta agar tidak memanipulasi indentitas atau data pemain. Ketika hal itu terjadi, pakan menyulitkan klub yang bersangkutan, karena semua data akan dilakukan secara online," kata Jufri.

"Saya ingatkan kepada para pengurus klub bahwa sistem online ini tidak ada kebijakan. Artinya kalau data ada yang tidak sesuai maka pemain yang bersangkutan tidak akan bisa disahkan. Bila hal ini terjadi maka kami akan diskualifikasi timnya dari kompetisi dan sanksi lain yang sesuai dengan regulasi PSSI," tambahnya.