Milla Puas Dengan Penampilan Timnas


Meski hanya finis di posisi kedua pada klasemen akhir turnamen Aceh World Solidarity Cup, pelatih timnas Indonesia Luis Milla mengaku sudah cukup puas. Menurutnya, dari turnamen ini setidaknya dia sudah mendapat gambaran besar dari kekuatan dan kelemahan timnya. Milla mendapatkan bahan evaluasi yang cukup.


Indonesia finis di posisi kedua setelah dikalahkan Kyrgistan 0-1 pada laga yang digelar di Stadion Harapan Bangsa, Rabu (6/12) petang. Ini merupakan satu-satunya kekalahan dari tiga laga yang dilakoni Evan Dimas dan kawan-kawan. Sebelumnya, Indonesia mencatat kemenangan 4-0 atas Brunei Darussalam dan 3-2 atas Mongolia. Kyrgistan tampil sebagai juara dengan tidak terkalahkan dari tiga laga. Sebelumnya Kyrgistan menang 3-0 atas Mongolia dan 4-0 atas Brunei Darussalam.

"Saya bisa menarik banyak sekali kesimpulan, dimana kita dihadapkan dengan lawan yang sangat kuat, dan kita harus mengambil keputusan dan mencari solusi lebih cepat di lapangan ketika kami ditekan. Dan kami bisa menganalisis apa yang terjadi dalam turnamen ini secara keseluruhan. Walau kita finis di posisi kedua, secara garis besar kita menjalani turnamen yang bagus. Dan saya sudah mendapatkan apa yang mau saya lihat dari pemain. Kecuali Bagas, semua pemain kami merasakan pertandingan," papar Luis Milla.

Luis Milla juga menyoroti tim lawan Kyrgystan yang memiliki postur tinggi besar baginya hal ini menjadi simulasi tim arahannya untuk menghadapi negara-negara di Asian Games 2018 mendatang. "Ada beberapa momen kita menyerang tapi hasilnya tidak baik, dan ini pembelajaran melawan tim-tim yang memiliki postur tinggi dan besar. Dan kesimpulannya turnamen ini sangat bagus bagi saya dan tim."

"Selain itu dalam kesempatan ini saya mau bilang pemain saya sudah bekerja keras, berjuang bagaimana supaya keluar dari kesulitan dan terus menyerang. dmn mereka menunjukkan mental yg baik dan pantang menyerah. tak ada satu pemain pun yang menunjukkan mereka mengangkat tangan untuk mencoba," ujarnya lagi.

Ia juga menanggapi pertanyaan mengenai beberapa pemain yang akan berkompetisi di luar negeri pasca turnamen gelaran Pemerintah Aceh ini. "Ada tiga pemain saya yang akan bermain di kompetisi luar negeri, bagi saya itu penghargaan untuk mereka. Karena bagi semua pemain yang bermain keluar dari negaranya itu akan mendapatkan banyak keuntungan, mereka akan lebih dewasa, belajar tentang kehidup. Plus mereka akan mendapat horison dan sudut pandang baru.Disana mereka akan berkompetisi dengan baik, sekali lagi bagi saya pemain yang main di luar negeri itu sebuah penghargaan bagi mereka."

Selanjutnya skuat tim nasional Indonesia akan kembali ke daerah masing-masing dan akan berkumpul sesegera mungkin menghadapi agenda-agenda yang direncanakan oleh PSSI dan tim pelatih, salah satunya melawan tim asal benua eropa dan peserta Piala Dunia 2018 Islandia. “Melawan Islandia masih cukup jauh, tapi ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi tim karena kita akan bermain dengan lawan yang memiliki level permainan sangat tinggi,”ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, bek kiri timnas Ricky Fajrin juga mengungkapkan maafnya tak bisa membawa Indonesia juara. “Pertama kami terimakasih kepada pemerintah Aceh, dan masyarakat Aceh yang datang dukung kami di stadion. Walaupun kita runner-up tapi seperti kata pelatih kita banyak ambil pelajaran dalam turnamen ini. Semoga kedepan kita bisa lebih baik lagi," kata Ricky.